Buah Kelapa 'Raksasa' yang Dicari Pangeran Timur Tengah

Tuahkarya.com- Di Pulau Praslin dan Curieuse, di Republik Seychelles sebelah Timur Laut Pantai Madagaskar dan Timur Daratan Afrika, Tumbuh salah satu pohon palem mirip Kelapa Raksasa yang paling eksklusif di dunia.

Namanya adalah Coco de mer (Lodoicea Maldivica) memiliki batang tinggi ramping yang ukurannya lebih dari 30 meter di atas tanah.

Pada mahkota pohon ada banyak daun, dengan bilah daun mengembang hampir lima meter. Pada individu dewasa, daunnya sering terlipat di tepinya. Ujungnya layu menggantung di bawah mahkota hijau.

Mungkin bagian yang paling terkenal dari coco de mer adalah bijinya yang sangat besar, bahkan disebut-sebut sebagai biji terbesar dan terberat di dunia tumbuhan. Tapi bukan itu saja yang membuat biji coco de mer terkenal.

Biji-bijinya juga menarik perhatian lantaran dianggap memiliki kemiripan dengan bokong wanita. Itulah kenapa salah satu nama botani milik coco de mer adalah Lodoicea callipyge, yang berarti 'bokong yang indah'.

Dilansir dari Dream.co, Coco de mer menjadi tumbuhan penuh misteri sekaligus legenda, lebih dari pohon lain di dunia. Berabad-abad yang lalu, sebelum Seychelles ditemukan, kacang dari coco de mer banyak diperdagagkan di Maladewa.

Karena bentuk dan ukurannya yang tidak biasa, biji coco de mer diipandang sebagai benda menarik dengan kualitas afrodisiak yang kuat. Dan karena awalnya berasal dari Maladewa, biji coco de mer disebut kelapa Maladewa. Ini masih tercermin dalam nama ilmiahnya saat ini, Lodoicea Maldivica.

Ketika buah coco de mer jatuh ke laut, tidak bisa mengapung karena berat dan kerapatannya yang sangat besar. Sebaliknya, ia akan tenggelam ke bawah. Setelah menghabiskan banyak waktu di dasar laut, kulitnya melemah.

Kemudian terjadi pembusukan, dan menyebabkan buah tersebut naik ke permukaan. Banyak pelaut telah melihat buah itu naik dari dasar laut, dan mengira mereka tumbuh di bawah air di hutan dasar Samudra Hindia. asumsi ini kemudian membuat tumbuhan itu dinamai coco de mer, yang merupakan bahasa Prancis untuk 'kelapa laut'.

Pada masa itu, buah atau biji coco de mer bernilai besar dan semua yang ditemukan di laut atau di pantai langsung menjadi milik raja, yang menjualnya dengan harga sangat tinggi. Buah ini bahkan bisa menjadi hadiah agung yang sangat berharga. Para Pangeran Timur Tengah bahkan Kaisar Romawi Suci, Rudolf II menawarkan banyak uang untuk harta langka ini.

Sumber coco de mer akhirnya ditelusuri kembali ke Seychelles, sekitar pertengahan abad ke-18, dimana para penjelajah menemukan kejutan lain. Berbeda dengan kelapa sawit yang memiliki bunga jantan dan betina terpisah, proses penyerbukan coco de mer sulit dipahami. Namun inilah yang juga menambah daya pikatnya.

Seorang ahli kosmologi Kristen, Mayor Jenderal Charles George Gordon dari angkatan darat Inggris pernah berasumsi jika coco de mer adalah buah terlarang yang ditawarkan Hawa kepada Adam.

Coco de mer yang menakjubkan ini memiliki beberapa keunggulan antara lain, menghasilkan buah liar terbesar dengan berat sampai 42 kg; bijinya berbobor hingga 17,6 kg, yang paling berat di dunia; menghasilkan kotiledon terpanjang, sampai 4 meter; bunga betinanya adalah yang terbesar, lebih besar dari telapak tangan; dan coco de mer adalah tanaman paling efisien yang diketahui mampu memulihkan nutrisi daun yang hampir mati.

Coco De Mer akan masak pada usia 7 tahun dan baru akan bertunas lagi selama 2 tahun setelah jatuh dari pohonnya.

Pohon Coco De Mer ini sendiri telah punah di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh seorang kakek tua pada postingan kanal YouTube Irfan Hakim. Batoknya dijadikan tas koleksi oleh kakek yang berjulukan 'Dewa Batu' asal Sumedang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel