Kisah Misteri di Bukit Soeharto Curi Perhatian Masyarakat

Poto: Bukit Soeharto (Net)

NASIONAL Tuahkarya.com- Begini kisah tentang Bukit Soeharto dan saksi kekejaman Jepang. Taman Hutan Raya (Tahura) yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur tersebut memiliki sejarah menyeramkan.

Konon dulunya Tahura Bukit Soeharto ini adalah tempat pembuangan mayat korban kerja paksa atau Romusha penjajah Jepang. Tentara Nippon mengorbankan banyak pribumi demi pemenuhan kehendaknya.

Sebagian orang mengaku kalau aura di wilayah Tahura Bukit Soeharto ini. Misalnya saja dalam akun TikTok milik @syuda372, memperlihatkan suasana di sekitar kawasan tersebut.

Di sepanjang jalan Tahura Bukit Soeharto, ditumbuhi pepohonan hijau nan rindang yang mampu mencuri perhatian masyarakat dan pengunjung. Namun siapa sangka ternyata ada aura mistis yang cukup terasa, ditambah lagi dengan jalanan yang sepi serta kabut tipis menyelimuti sekitarnya.

"Misteri Bukit Soeharto Kalimantan Timur menurut warga setempat tidaklah lepas sejarah saat penjajahan Jepang. Menurut warga setempat mengungkapkan Bukit Soeharto pernah menjadi lokasi kerja paksa oleh tentara Jepang atau disebut Romusha," tulis akun tersebut.

Sebagian orang mengklaim, bahwa di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto ini kerap ada penampakkan. Diduga sosok yang sering muncul itu adalah korban dari zaman Romusa, di mana mayat-mayatnya dibuang di kawasan hutan ini.

Konon katanya, hantu-hantu tersebut kerap mengganggu manusia dan sebagian ada yang sampai celaka. Selain itu sering juga tercium aroma-aroma tak sedap, diduga berasal dari teror sosok yang mendiami kawasan tersebut. 

Suasana makin seram mengingat minimnya penerangan di kawasan ini. Bahkan bisa dibilang sangat kurang dan tidak ada lampu penerangan jalan. Hanya ada lampu sorot lalu lalang kendaraan yang melintas dalam perjalanan menuju Balikpapan-Samarinda. 

Nama 'Soeharto' yang juga merupakan nama presiden ke-2 RI lekat pada kawasan tersebut lantaran Soeharto dikabarkan pernah melakukan perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda melalui bukit tersebut, mengutip Antara.

Soeharto pula lah yang menetapkan kawasan tersebut menjadi Hutan Lindung seluas 27.000 hektare pada tahun 1982 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian.

Dua puluh dua taun berselang, status kawasan Bukit Soeharto diubah menjadi Taman Hutan Raya seluas 61.850 hektare pada tahun 2004.

Sejarahnya, kawasan tersebut dulunya merupakan tambang-tambang batu bara yang berjaya.

Namun pada tahun 1990-an, Soeharto menginstruksikan Departemen Kehutanan untuk melakukan reboisasi, atau biasa disebut dengan reboisasi. Tak hanya Departemen Kehutanan, Soeharto juga melibatkan seluruh pemegang hak pengelolaan hutan (HPH) di Kalimantan Timur (Kaltim) dalam program penanaman hutan tersebut.

Akan tetapi, karena memang bekas daerah tambang batu bara, tanah di kawasan Bukit Soeharto menjadi cenderung mudah untuk terbakar. Dalam kondisi musim kemarau, hutan di Bukit Soeharto kerap kali terbakar dengan hebat.

Berbagai sumber bahkan menuliskan bukit ini telah ada dan dipergunakan sejak penjajahan Jepang. Sayangnya bukit ini menjadi tempat disiksa dan dikuburnya Romusha atau panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang. Tapi memang belum ada literatur yang secara eksplisit menuliskan soal romusha di Bukit Soeharto.


Sumber: Okezone dan CNBC

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel