Sejak Januari, Inhil Termasuk Daerah yang Alami Peningkatan Inflasi
Selasa, 23 April 2024
TEMBILAHAN, Tuahkarya.com- Angka inflasi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Inhil per 1 April 2024, sejak Januari angka inflasi di negeri seribu parit terus meningkat.
Januari 2024 tingkat inflasi Year-on-Year sebesar 1,55 persen, kemudian bulan Februari 1,76 persen, pada Maret inflasi terus meningkat ke angka 3,16 persen.
Kepala BPS Kabupaten Inhil, Sudiro, SST, M.Si ketika dikonfirmasi awak media menjelaskan peningkatan angka inflasi dipicu oleh kelompok makanan minuman dan tembakau.
“Kelompok makanan minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,89% dan memiliki andil terhadap terjadinya inflasi sebesar 1,22%,” ujar Sudiro, Selasa (23/04/2024).
Ditambahkan Sudiro untuk Month-to-Month kelompok makanan minuman dan tembakau seperti cabai merah memberikan andil inflasi 0,22 persen, ikan serai 0,14 persen, telur ayam ras 0,10 persen, bawang merah 0,09 persen, minyak goreng 0,08 persen dan beras 0,07 persen.
Pada Maret 2024, inflasi Year-on-Year tertinggi di Riau adalah Kabupaten Kampar dengan angka inflasi 4,89 persen. Sedangkan inflasi terendah Kota Pekanbaru di angka 2,86 persen.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah, termasuk di Provinsi Riau untuk melakukan persiapan dan mengantisipasi terjadinya perang ekonomi dunia.
Hal ini disampaikan saat menggelar koordinasi virtual l bersama kepala daerah, yang juga dihadiri langsung oleh Gubernur Provinsi Riau, SF Hariyanto, di Gedung Daerah Balai Pauh Janggi, Senin, 22 April 2024.
Menurutnya, situasi yang memanas antara Israel dan Iran akan memicu ketidakstabilan ekonomi dunia hingga Indonesia akan terdampak kenaikan angka inflasi.
Mendagri Tito Karnavian mengingatkan agar cepat melakukan pemeriksaan sebab-sebab kenaikan harga pangan.
"Kita mengimbau agar kepala daerah menjaga tingkat inflasi masing-masing daerahnya. Kalau ada terjadi inflasi, segera koordinasi antar stakeholder, cari tahu penyebab dan solusinya," ujar Tito seperti dikutip dari Riauonline.co.id.
Kemudian, ia mengimbau agar kepala daerah memastikan pendistribusian beras dan jagung hasil panen raya dilakukan segera. Masing-masing pemerintah juga harus mengontrol agar harga dua bahan pangan tersebut tidak mengalami kenaikan ataupun turun terlalu rendah.
"Untuk bahan pangan ini harus diatur harganya. Jangan sampai naik terlalu tinggi hingga menekan masyarakat, jangan pula terlalu anjlok sehingga petani mengalami kerugian," jelasnya.
Lebih lanjut, ia meminta seluruh jajaran, baik kementerian dan seluruh kepala daerah untuk membuat program jangka panjang pengendalian inflasi. Ia ingin semuanya bisa mengantisipasi inflasi dengan baik.